Lumajang, Motim-Keripik singkong jawa buatan Agus Sulaiman, warga Dusun Krajan, Desa Tukum RT 23 RW 08, Kecamatan Tekung memiliki rasa khas. Berbeda dengan keripik singkong pada umumnya.
Menurutnya, keripik buatannya tersebut bila dimakan selalu renyah dan gurih, juga memiliki rasa aroma bawang putih.
Dalam proses pembuatan kripik singkong, Agus mengaku membutuhkan waktu selama kurang lebih 2 hari, tergantung cuaca. Karena singkong yang hendak dijadikan keripik, harus direbus lebih dulu sebelum diiris tipis-tipis dan kemudian dijemur hingga kering. Hal inilah yang menjadikan keripik singkong buatannya berbeda dengan yang lain.
“Biasanya kan singkong mentah yang dijadikan keripik, kalau pakai singkong rebus rasanya lebih renyah seperti kerupuk,” katanya ketika dihubungi, Selasa (15/12/20).
Agus menambahkan, setelah keripiknya dijemur sehari kemudian dirinya menambahkan bumbu untuk menambah cita rasa. Selanjutnya akan dilakukan penjemuran kembali hingga benar-benar kering, baru digoreng.
“Kalau singkong rebus memang sulit diiris tipis-tipis, apalagi kita mengirisnya secara manual karena memang tidak ada alat untuk mengiris,” katanya.
Dalam sekali produksi, dirinya membutuhkan singkong sebanyak 40 hingga 50 kilogram per hari. Selama ini Ia mengaku kesulitan dalam mencari bahan bakunya. Dalam produksinya, ia dibantu oleh 2 orang karyawan dari lingkungan tempat tinggalnya.
Usaha yang dikelolah bersama keluarganya tersebut sudah berjalan kurang lebih 30 tahun. Sedangkan pemasarannya selama ini masih menggunakan jasa pengepul. Meski demikian, dirinya kerap mengirim keripik singkong buatannya hingga ke luar kota seperti Surabaya, Malang dan Jember.
Agus mengaku, omset penjualan setiap bulan berkisar sekitar 5 jutaan. “Kalau yang ambil langsung ke rumah ya banyak. Soalnya keripik singkong ini bisa bertahan sampai 5 bulan lebih,” pungkasnya. (cw7)