Surabaya, Motim – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meresmikan Pasuruan Cocoa Technical Center (PCTC) di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu (7/10). PCTC sendiri merupakan perusahaan yang dikembangkan oleh PT. Mondelez International untuk komoditas kakao atau cokelat.
Peresmian PCTC tersebut digelar secara daring dan ditandai dengan penandatanganan plakat peresmian oleh Menteri Perindustrian, Menteri Pertanian serta Gubernur Jawa Timur Khofifah.
Turut menyaksikan melalui virtual diantaranya President Asia Middle East Africa (AMEA) Mondelez International Maurizio Brusadelli, Global EVP R&D Mondelez International Rob Hargrove, Global VP Chocolate & Cocoa Mondelez International Michelle Pickering, Deputi Bid. Koordinasi Pangan dan Agribis Kemeko Bidang Perekonomian Musdhalifah Mahmud, Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Badan Koordinasi Penanaman Modal Ikmal Lukman.
Seusai peresmian, Khofifah menyampaikan menyambut baik langkah untuk mengembangkan PCTC. Menurutnya, Indonesia termasuk Jatim mempunyai peran penting untuk memenuhi kebutuhan cokelat. “Baik untuk pasar di dalam negeri maupun luar negeri. Karena bumi Nusantara terletak di garis khatulistiwa yang menjadi wilayah paling bagus untuk menanam kakao atau coklat,” ungkap Khofifah.
“Kami sangat bahagia sekali Mondelez International mengambil keputusan untuk investasi melalui Pasuruan Cacao Technical Center di Pasuruan – Jawa Timur. Ini sejalan dengan program yang dikembangkan Pemprov Jatim untuk tanam, petik, olah, kemas dan jual. Dimana, di beberapa kabupaten/kota di Jawa Timur saat ini ada yang mewajibkan masyarakatnya menanam coklat. Seperti di Kabupaten Mojokerto, Jember, Blitar dan Madiun,” kata mantan Mensos RI ini.
Menurut Khofifah, para petani kakao di Jatim perlu mendapatkan pendampingan untuk peningkatan kualitas dan produktivitas, juga sertifikasi dari bibit dan lahan.
Karena itu, Khofifah berharap PCTC bisa memberikan penguatan bagi komoditas kakao di Jawa Timur, sekaligus menjadi episentrum pengembangan kualitas dan produktivitas kakao di Jatim dan Indonesia. Sehingga produk kakao yang dihasilkan memiliki kualifikasi yang kompetitif.
“Kami berharap langkah ini dapat mendorong produktivitas dan kualitas kakao, serta diharapkan mempercepat pemulihan ekonomi di Jatim. Tentu akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Jatim dan Indonesia pada umumnya,” pungkasnya. (ady)