Identitas anak buah kapal (ABK) yang hilang dalam musibah kecelakaan 4 perahu karam di Pantai Pancer, Desa Puger Kulon, Kecamatan Puger, bernama Mat Yasin. Dari e-KTP yang dimiliki, pria itu tercatat masih sebagai warga Desa Harjokuncaran, Kecamatan Sumbermanjing, Kabupaten Malang.
Pria berumur 33 tahun itu, diketahui menikah dengan wanita asal Dusun Mandaran, Desa Puger Wetan, Kecamatan Puger. Setelah menikah, dia berprofesi sebagai nelayan di Pantai Pancer itu.
“Terkait musibah laka laut itu, untuk korban hilang, yakni satu orang ABK perahu, sesuai KTPnya warga Kabupaten Malang. Tapi tinggal di Puger karena menikah dapat warga Jember,” kata Kasatpolair Polres Jember Iptu M Naim saat dikonfirmasi sejumlah wartawan, Selasa (23/3).
Kejadian kecelakaan laut yang melibatkan 4 perahu nelayan itu, kata Naim, terjadi sekitar pukul 6 pagi tadi.
“Yang kala itu, para nelayan yang naik jukung (perahu nelayan) pulang dari melaut, menuju Pantai Pancer. Kemudian sesampainya di kawasan Plawangan ada ombak besar dan terjadilah laka laut. Total ada 4 perahu, 3 rusak berat, dan satu perahu terbalik. Korban hilang ada di perahu yang terbalik itu,” jelasnya.
Naim mengatakan, saat musibah laka laut itu, ketinggian ombak cukup tinggi.
“Untuk ketinggian ombak sesuai dari informasi yang kami terima dari BMKG Surabaya, saat itu setinggi 2 sampai 4 meter,” katanya.
Sehingga karena tingginya ombak saat itu, katanya, jadi penyebab terjadinya musibah laka laut tersebut.
Dengan adanya korban hilang, lanjutnya, Satpolair Polres Jember berkoordinasi dengan Basarnas Jember dan potensi SAR lainnya. Melakukan proses pencarian.
“Untuk pencarian korban, kami meminta bantuan Tim Basarnas dan dibantu Potensi SAR binaan Satpolair Puger. Untuk pencarian akan langsung dilakukan hari ini, dan selama 7 hari ke depan,” katanya.
Terkait kondisi ombak yang besar dan tinggi karena cuaca tidak menentu. Naim menghimbau nelayan untuk tidak melaut dulu.
“Karena cuaca tidak menentu, dan kami selalu memantau kondisi ombak dari BMKG Surabaya. Untuk saat ini, nelayan kami himbau untuk tidak melaut. Menunggu informasi perkembangan berikutnya. Saat ini ombak masih berbahaya,” tandasnya.