Jember, Motim-Sebuah motor Yamaha Vega berplat P 6591 NV berada di halaman Parkir Kendaraan Stasiun Jember hampir satu tahun. Motor itu menurut petugas jaga lahan parkir, adalah milik seorang mahasiswa asal Papua.
Yang berada di lokasi lahan parkir Stasiun Jember sejak bulan Februari 2020. Menurut Koordinator Petugas Jaga Parkir, Wiwit Fitra Samanta. Sang pemilik pernah datang ke Stasiun Jember sekitar bulan November 2020 lalu.
Namun motor itu tidak segera diambil, karena sang pemilik berjanji akan kembali mengambil kendaraannya setelah memiliki uang.
Tagihan parkir motor itu diketahui kurang lebih Rp 1,6 juta.
“Saat itu pemiliknya ke sini sekitar Bulan November 2020 kemarin, setahu saya dari fisiknya pemuda asal papua. Sempat tanya katanya mahasiswa,” kata Wiwit saat dikonfirmasi sejumlah wartawan, Jumat (8/1).
Wiwit mengatakan, sang pemilik motor yamaha vega itu mengaku, memarkir motornya hampir setahun karena saat pulang ke Papua tidak bisa kembali ke Jember.
“Karena terkendala pandemi Covid-19. Pemiliknya ini tidak bisa kembali ke Jember. Jadi motor itu parkir sampai hampir setahun. Total kalau dari bulan Februari 2020 sampai Januari 2021,” katanya.
Saat itu, kata Wiwit, Mahasiswa asal Papua itu sempat berkomunikasi dengan pimpinannya terkait pembayaran biaya parkir.
“Untuk namanya saya lupa, tapi hanya diminta kertas parkir dan STNK saat akan mengambil motornya. Tapi karena alasan biaya parkir yang kurang lebih Rp 1,6 juta, dia (mahasiswa asal Papua itu) minta keringanan dan janji akan kembali lagi ke stasiun untuk mengambil motornya,” ungkapnya.
Namun hingga bulan Januari 2021, motor itu pun tidak diambil oleh pemiliknya. “Terkait kendala biaya parkir, kami masih bisa memberikan kemudahan. Nanti bisa langsung ke pimpinan kami. Tidak ada hal yang sulit. Tapi tidak tahu kok pemiliknya ini tidak mengambil motornya,” kata Wiwit.
Wiwit juga menambahkan, selama dititipkan di lahan parkir Stasiun Jember. Motor itupun selalu dijaga dan ditutup dengan banner bekas agar tidak kepanasan.
Bahkan sangking lamanya terparkir. Kondisi motor itu sampai berkarat. Karena lahan parkir Stasiun Jember merupakan tempat terbuka.
“Tapi selalu kami pindah-pindahkan untuk berada ditempat aman dan dijaga. Karena bentuk tanggung jawab kami. Juga kami tutupi kain banner bekas, agar spidometernya tidak rusak. Bahkan beberapa kali bagian mesinnya jadi sarang tawon, tapi kami bersihkan,” ujarnya.
Terpisah, Branch Manager 9 Jember Yan Wahid Prasetya mengatakan, terkait adanya persoalan parkir motor yang berada di Stasiun Jember dibenarkan olehnya.
“Memang benar ada motor yang diparkir di Stasiun Jember, yang jika dihitung lamanya kurang lebih 11 bulan atau hampir setahun,” kata pria yang akrab dipanggil Yan ini.
Yan mengatakan, pihaknya sudah sempat membicarakan soal pembiayaan parkir yang menurutnya bisa dibicarakan.
“Karena lahan parkir kami menggunakan sistem komputerisasi. Total biayanya mencapai kurang lebih Rp 1,6 juta. Tapi kami bisa memberikan keringanan, dengan saling membicarkan kaitannya biaya parkir ini. Petugas kami juga sudah sempat berkomunikasi dengan pemilik motor,” ujarnya.
Pihaknya mengaku, kata pria asal Cirebon ini, tidak mempersulit pemilik untuk mengambil motornya.
“Asalkan ada kertas parkir, juga STNK, tinggal ambil. Soal biaya parkir, disesuaikan kemampuan, nanti ada surat pernyataan kesanggupan bayar. Karena kami menggunakan dasar itu untuk laporan keuangan kami. Tidak dipersulit, kapanpun motor bisa diambil,” katanya.
Saat wartawan berusaha mencari identitas pemilik motor yamaha Vega yang terparkir di Stasiun Jember itu. Diketahui saat ini mahasiswa asal Papua itu tidak ada di Jember.
Dari informasi yang disampaikan teman pemilik motor, Saputra mengatakan saat ini mahasiswa Papua itu pulang ke Papua.
“Setahu saya alamatnya di Kabupaten Nduga, Papua. Saat ini pulang tapi juga tidak bisa kembali lagi karena Pandemi Covid-19. Tapi nanti akan diambil motornya,” kata Saputra.
Namun saat ditanya perihal identitas pemilik motor, Pria yang juga mahasiswa di salah satu perguruan tinggi Jember ini enggan memberikan identitas pemilin motor.
“Maaf saya tidak enak, karena milik teman saya. Tapi nanti akan diurus kok motornya itu,” pungkasnya.