Lumajang, Motim – Di Kabupaten Lumajang ada produk abon lele yang khas. Pasalnya abon tersebut dibuat secara organik, tanpa ada campuran seperti pengawet makanan ataupun MSG. Ditambah, lele yang digunakan hasil dari budidaya sendiri. Sehingga pakan yang diberikan juga sangat diperhatikan.
Abon lele organik itu diproduksi oleh Yudi Nugroho dengan merek “Mr. Pathil”. Warga Desa Jatisari Kecamatan Tempeh tersebut mulai memproduksi sendiri abon lele sejak 2018 lalu. “Awalnya saya ternak lele saja, karena keuntungannya kurang, akhirnya dibikin abon,” katanya, Senin (23/11).
Ia mengaku, belajar membuat abon lele secara otodidak di internet. “Dibantu kakak juga yang suka masak. Kemudian hasilnya dicoba ke saudara-saudara, sampai rasanya benar-benar maksimal, akhirnya berani menjual,” ujarnya.
Yudi mengaku, untuk lele yang diolah, tetap dari hasil ternak sendiri sampai saat ini. “Karena ikan lelenya bukan ikan kecil, minimal satu ekor itu beratnya mencapai satu kilogram. Kita pelihara sendiri, karena kasih makannya tidak boleh ngawur,” terangnya.
Abon lele buatannya dikemas per 100 gram dengan harga Rp 20 ribu. Memang sejauh ini, kata dia persaiangan di pasar adalah dengan abon sapi dan ayam. Tapi keunggulan abon miliknya adalah dibuat secara organik.
“Jadi gak ada campuran, hanya ada tambahan bawang goreng sedikit. Bisa bertahan sampai 10 bulan. Rasanya juga tidak berubah,” katanya.
Saat ini, selain pembeli bisa datang langsung ke tempatnya, produknya juga bisa ditemui di sejumlah outlet UMKM yang ada di Lumajang. Ia juga memasarkan produknya secara online. Pembelinya pun ada yang dari luar daerah. “Saya sudah kirim ke Malang juga,” pungkasnya.
Bupati Lumajang Thoriqul Haq sendiri, mendukung geliat UMKM di Lumajang, agar bisa bangkit di tengah pandemi Covid-19. Ia sempat mengatakan, harus ada intervensi untuk meningkatkan nilai dari produk. Serta mempertemukannya dengan pasar yang lebih luas melalui pasar online. (fit)
