Nelayan Enggan Melaut,  Harga Ikan Melambung

by -

Jember, Motim – Akibat adanya anomali suhu muka air laut antara Samudra Pasifik tengah ekuator dan laut Indonesia, berdampak pada penambahan volume uap air. Sehingga curah hujan dan angin di Indonesia semakin meningkat intensitasnya.

Kondisi yang dikenal sebagai fenomena La Nina ini, juga memberikan dampak kepada nelayan di  Pantai Kecamatan Puger.

banner 728x90

Para nelayan itu enggan untuk melaut, karena tingginya ombak yang juga disertai angin kencang. Karena itu, harga ikan di pasaran juga melambung tinggi, karena stoknya terbatas dan hasil tangkapan berkurang.

Pantauan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Kecamatan Puger, sejumlah ikan seperti tongkol seukuran tangan dewasa naik menjadi Rp 15 ribu per ekornya. Padahal pada saat kondisi normal, harganya sekitar Rp 5-7 ribu per ekor.

Selain itu untuk jenis cumi dan kepiting juga mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan.

“Cumi perkilo kisaran Rp 60 Ribu per Kg, dari harga normal yang biasanya cuma Rp 30 Ribu. Harga kepiting juga ikut naik drastis seharga Rp 80-90 Ribu per kilonya,” kata salah seorang pedagang ikan Misnati saat dikonfirmasi sejumlah wartawan, Rabu (4/11).

Kondisi kenaikan harga ini, karena nelayan enggan melaut dengan kondisi cuaca ekstream saat ini.

“Nelayan sekarang jarang melaut, karena ya anginnya kencang itu. Jadi harga-harganya naik,” sambungnya.

Sementara itu, salah seorang nelayan Catur mengungkapkan alasan dia dan rekannya yang lain enggan melaut.

Menurut pria berumur 45 tahun dan warga Desa Puger Wetan ini. Nelayan enggan melaut karena tingginya ombak dan angin kencang yang saat ini sering terjadi.

“Ombak besar, bisa sampai 3-4 meter. Jadi nelayan khawatir melaut karena bahaya sekali. Apalagi kondisi ini, ditambah dengan angin kencang. Ikan pun tidak mau keluar,” kata Catur.

Catur pun mengungkapkan, kondisi ini dengan pasrah. “Ya memang masuk bulan Desember, gini ini. Ini belum puncaknya,” ujarnya.

Terpisah, Kasatpolair Polres Jember Iptu M Naim menyampaikan, kondisi cuaca yang merupakan dampak La Nina, membuatnya harus ekstra perhatian kepada nelayan.

Dirinya juga selalu memberikan peringatan tentang bahaya laut saat kondisi La Nina ini.

“Kondisi perairan, gelombang sangat tinggi. Sehingga kami terus menghimbau seluruh nelayan agar sementara tidak melaut. Kondisi serupa, juga terjadi di wilayah pantai Kabupaten Lumajang, apalagi di sana juga ada latih tempur angkatan udara,” tuturnya.

Dari informasi yang dihimpun dari BMKG, kondisi La Nina diprediksi berlangsung pada Oktober hingga Maret 2021 mendatang. Sehingga masyarakat dihimbau agar tetap waspada terhadap segala kemungkinan yang terjadi.

banner 728x90

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.