Ortu Nurhasiti Pertanyakan Kasus Kematian Anaknya

by -

Jember, Motim – Peristiwa meninggalnya Nurhasiti (28) wanita muda asal Dusun Krajan, Desa Glundengan, Kecamatan Wuluhan, yang meninggal karena terbakar di kamar saat bersama dengan temannya, membuat Ani (54) ibu kandung korban asal Dusun Krajan, Desa Darungan, Kecamatan Tanggul, mendatangi Mapolres Jember.

Ani mengatakan, kedatangannya ke Mapolres Jember untuk menanyakan kasus kematian anaknya Nurhasiti yang dinilai ada kejanggalan. Sebelumnya, korban diduga kuat bunuh diri dengan cara bakar diri.

banner 728x90

Ani pun berniat mencari keadilan dan meminta polisi mengusut peristiwa yang terjadi pada 1 Agustus 2020 lalu itu.

“Saya kepikiran terus, saya merasakan kalau anak saya meninggal bukan karena kebakaran, tapi ada kesengajaan. Oleh karenanya, saya ke sini (Mapolres Jember, red) untuk menanyakan kelanjutan kasus tersebut,” ujar Ani.

Ani menjelaskan, memang sejak bayi, korban tidak tinggal bersamanya, melainkan dibawa Syaiful ayah angkat korban untuk diadopsi. Namun meski demikian, ia dan korban masih sering melakukan komunikasi sejak korban masih usia TK.

“Saya melahirkan korban waktu masih kerja di Malaysia, terus oleh Syaiful korban dibawa pulang untuk diadopsi. Saat saya pulang dari Malaysia, saya menemui anak saya, waktu itu usia TK. Meski diadopsi oleh Syaiful, anak saya sering ke rumah saya, kadang juga minta uang untuk sekolah juga,” ujar Ani.

Yang ia sesalkan adalah, tidak adanya pemberitahuan dari orang tua angkat anaknya pada saat korban mengalami masa-masa kritis di rumah sakit. Ani baru dihubungi orang tua angkat korban saat korban sudah meninggal.

“Saat peristiwa terbakarnya anak saya, dan dua hari dirawat di rumah sakit, saya tidak dikabari. Saya dikabari saat anak saya sudah meninggal. Padahal 2 hari sebelum peristiwa itu terjadi, anak saya masih menemui saya di Tanggul. Ini yang saya sesalkan, saya minta agar polisi mengusut kasus ini sampai tuntas,” ujar Ani sambil menangis mengingat anaknya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Nurhasiti pada Sabtu 1 Agustus 2020 berada di kamarnya berdua bersama dengan Denok (25) wanita asal Dusun Krajan, Desa Tamansari, Wuluhan. Pada saat kedua wanita ini berdua di dalam kamar, api membakar tubuh Nurhasiti hingga 100 persen.

Oleh Denok korban dilarikan ke rumah sakit di Balung. Namun luka yang serius, membuat korban Nurhasiti harus dilarikan ke rumah sakit di Jember. Namun akibat luka bakar yang serius, Nurhasiti dinyatakan meninggal pada 3 Agustus 2020 setelah mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit.

Sementara dari penyelidikan polisi di lokasi kejadian, polisi berhasil mengamankan barang bukti. Diantaranya pakaian korban yang tercium bau bensin, serta sebuah jerigen yang ada di kamar korban.

“Kata saksi, kedatangan api tidak diketahui, karena tiba-tiba api langsung melahap tubuh Nurhasiti. Sedangkan Denok sendiri saat itu sedang memainkan ponsel di samping korban, dan api yang menyambar tubuh korban dengan cepat membesar, dan menghabiskan seluruh isi kamar,” ujar Kanitreskrim Polsek Wuluhan Aipda Sugianto saat melakukan olah TKP. (sp)

banner 728x90

No More Posts Available.

No more pages to load.