Jember, Motim – Sosok pasangan Salam-Ifan akhir-akhir ini dielu-elukan oleh masyarakat yang menginginkan perubahan kepemimpinan lebih baik di Jember. Harapan besar sebuah perubahan diemban oleh pasangan muda ini.
Tak pelak, setiap kali turun ke masayarakat di era kampanye ini, pasangan ini acap kali dielu-elukan. Selain pasangan ini masih muda, harapan besarnya ialah dengan energi milineal, bisa memajukan Kabupaten Jember kedepannya.
Berbicara di hadapan anggota perguruan Pencak Silat Ababil, Ifan sempat mengungkap data BPS tahun 2018. Menurutnya Indonesia punya penduduk usia muda yang besar yaitu 90 juta milenial (berusia 20-34 tahun). Jumlah usia produktif ini lebih banyak dibandingkan lima negara Asia lainnya yang memiliki produk domestik bruto (PDB) besar seperti Korea, India, Tiongkok dan Jepang.
Justru saat ini keempat negara tersebut mulai memasuki fase ‘aging population’, dikarenakan penduduk usia non produktif (diatas 65 tahun) mulai mendominasi total jumlah penduduk. ‘Millennial leaders’ akan mendominasi kursi-kursi petinggi bangsa ini di tahun 2045.
Membludaknya jumlah generasi muda saat ini, bisa menjadi tantangan sekaligus peluang bagi Indonesia.
“Tantangannya adalah bagaimana pemimpin millennial berhasil membentuk standar kehidupan yang lebih baik dan tinggi bagi seluruh masyarakat Jember,” urainya.
Lanjut Ifan, menjelang tahun 2025 menuju 2030, sektor pekerjaan lintas bidang akan didominasi sebanyak 75% tenaga kerja millennial. Mereka menjadi pemimpin bagi sesama dengan gaya kepemimpinan yang berbeda-beda. Namun, gaya kepemimpinan seperti apa yang sesuai dengan konteks kepemimpinan 4.0 akan menjadi bahasan menarik kajian kepempinan dalam konteks kurun waktu 5 – 10 tahun kedepan.
Tentu terjadi perbedaan gaya kepemimpinan muda para generasi millennial ini, bagaimana strategi mereka menjawab tantangan zaman tergantung dari apa, siapa dan bagaimana praktek kepemimpinan dilakukan saat ini.
Dua hal utama yang harus pemimpin millennial miliki untuk mampu memimpin dengan baik diera 4.0 yang pertama adalah empati, aspek ini dibutuhkan agar seseorang mampu memahami situasi orang-orang yang ia pimpin. Rasa empati yang tinggi membantu kita dalam membantu serta memberikan pertolongan tanpa mengedepankan perbedaan seperti ras, golongan, suku dan agama. Pemimpin 4.0 sedang bertransformasi menjadi ‘citizen of the world’.
“Kedua, perspektif, dimana aspek ini dibutuhkan agar seseorang bisa mengambil keputusan yang tepat dari situasi yang ia hadapi,” tegas Ifan.
Sandy, salahsatu anggota perguruan silat Ababil mengaku bangga dengan munculnya pemimpin muda di Jember tersebut. Harapan besar baginya dan kawan-kawannya ialah adanya perubahan besar Ketika Jember dipimpin oleh pasangan muda.
“Cak Salam dan Kang Ifan adalah satu-satunya calon kepala daerah Jember yang masih muda. Kami mendukung penuh untuk perubahan Jember lebih baik,” tutur Sandy, diamini kawan-kawannya yang lain.
Thoif Zamroni, salah satu guru pencak silat Ababil mengaku senang dengan kehadiran Ifan Ariadna dihadapan anggota perguruannya. Menurutnya, banyak harapan yang ia tamping dari diskusi dengan anak-anak muda yang ia didik sebagai pewaris budaya.
“Anak muda identik dengan sikap energiknya. Harapan membawa perubahan lebih baik itu sangat besar sekali. Banyak forum-forum diskusi yang saya bangun menggaris bawahi jika pemimpin muda itu sangat penting untuk kemajuan bangsa, terutama kabupaten Jember,” bebernya.
Di akhir kujungannnya, Ifan meminta do’a restu dan dukungan kepada seluruh perguruan silat di Jember agar ia bisa memimpin Kabupaten Jember Bersama Cak Salam. Ia juga berjanji akan memajukan semua perguruan silat agar lebih dikenal oleh masyarakat luas. (ami/*)
Peduli Warisan Budaya