Surabaya Motim – Rencana penerbangan perdana jemaah umrah melalui Bandara Dhoho Kediri kembali mengalami penundaan.
Seharusnya, ratusan jemaah dijadwalkan berangkat pada 2 Maret 2025 kemarin, namun harus mundur dan masih belum ada kepastian keberangkatannya.
Mundurnya penerbangan umrah dari Bandara Dhoho Kediri bukan yang pertama kali terjadi.

Sebelumnya, pada 3 September 2024, rencana keberangkatan 354 jemaah juga batal meski sudah ada pemesanan kursi penerbangan Kediri-Jeddah.
Saat itu, pihak Pemkab Kediri menyebut animo masyarakat tinggi, tidak hanya dari Kediri Raya, tetapi juga dari Mojokerto, Bojonegoro, hingga Ngawi.
“Calon jemaah tidak hanya dari Kediri, tetapi juga dari daerah lain di Mataraman. Pemesanan kursi penerbangan untuk tanggal 7, 11, dan 15 September 2024 bahkan sudah penuh,” kata Asisten 1 Sekretariat Daerah Kabupaten Kediri Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra), Sukadi.
Namun, hingga Selasa (4/3/2025), keberangkatan jemaah belum juga terealisasi.
Terbaru, dalam rapat koordinasi di Kantor Pemkab Kediri pada Senin (3/3/2025), Sukadi menjelaskan, penundaan terjadi karena pihak pencarter maskapai, yakni travel PT Alsharif masih berusaha mendapatkan slot penerbangan ke Arab Saudi.
“Rencana penerbangan paling cepat 6 Maret 2025. Jika tidak bisa, maka keberangkatan akan dialihkan ke 16 Maret 2025, karena sudah ada slot yang dipastikan tersedia,” ungkap Sukadi.
Jika pada 6 Maret nanti slot penerbangan ke Jeddah masih penuh, lanjut Sukadi, maka ada opsi nantinya jemaah yang sudah berada di Kediri sejak sebelum 2 Maret 2025 akan diterbangkan melalui Bandara Juanda, Surabaya.
Namun, kepulangan mereka tetap akan melalui Bandara Dhoho Kediri bersamaan dengan jemaah yang berangkat pada 16 Maret.
Menyikapi penundaan ini, Pemkab Kediri berupaya memberikan kenyamanan bagi jemaah yang sudah terlanjur datang ke Kediri.
Untuk itu, Sukadi menjelaskan, para jemaah akan diajak program city tour yakni mengunjungi berbagai destinasi wisata dan ikon Kediri untuk mengusir kebosanan dan mengurangi stres. Seperti Gunung Kelud dan Simpang Lima Gumul.
“Kami sudah menyiapkan armada khusus untuk membawa jemaah berkeliling dan mengenalkan potensi wisata Kediri. Ini juga menjadi bagian dari upaya kami dalam mempromosikan sektor pariwisata daerah,” tambah Sukadi.
Menurut Sukadi, sejak Sabtu (1/3/2025) malam, jemaah umrah yang seharusnya berangkat dari Bandara Dhoho telah tiba di Kediri dan menginap di Balai Pengembangan Kompetensi Aparatur Sipil Negara (BPK ASN) Kabupaten Kediri.
Mereka masih menunggu kepastian keberangkatan sambil mengikuti rangkaian kegiatan yang telah disiapkan.
“Jumlah pastinya saya belum tahu, tapi dari Sabtu kemarin ada jemaah dari Ciamis, Sampi 48, terus disusul dari jemaah asal Makassar dan Mamuju,” bebernya.
Pemerintah berharap penerbangan umrah dari Kediri bisa segera terealisasi, sehingga masyarakat yang ingin beribadah ke Tanah Suci tidak lagi mengalami ketidakpastian.
“Kita bareng-bareng berdoa semoga penerbangan pada 6 Maret bisa terlaksana. Dengan harapan pada bulan Maret ini bisa ada dua kali penerbangan umrah dari Kediri,” pungkasnya.(*/ady)