Surabaya Motim – Gubernur Khofifah Indar Parawansa meninjau persiapan operasional pelayaran kapal cepat Banyuwangi-Denpasar. Kapal ini direncanakan beroperasi Juni 2025 melalui Pelabuhan Boom, Banyuwangi.
Operasional pelayaran kapal cepat rute Banyuwangi tujuan Denpasar akan bersandar di Pelabuhan Serangan. Kolaborasi Pemprov Jatim dan Kabupaten Banyuwangi ini demi memaksimalkan konektivitas masyarakat melalui sektor transportasi laut.
“Menjelang operasional Juni 2025 mendatang, saya datang ke sini melihat kelengkapan apa yang diperlukan. Dan tadi khusus untuk ruang tunggu saya minta agar desain dengan nuansa Banyuwangi disiapkan dan dikuatkan di sini,” kata Khofifah di Banyuwangi, Sabtu (5/4/2025).

Operasional pelayanan diharapkan bisa menguatkan layanan publik di sektor transportasi dan akses.
“Semakin bagus publik service akan memudahkan dan meningkatkan interaksi diantara mereka dari berbagai profesi, daerah dan pemenuhan berbagai kebutuhan masyarakat,” jelasnya.
Kapal yang akan beroperasi memiliki panjang 70 meter dan lebar 5 meter. Kapal ini mampu menampung 300 penumpang dengan estimasi waktu pelayaran 2,5 jam.
“Sudah disiapkan satu kapal untuk menjajaki respon pasar. Kalau respon pasar bagus akan ditambah kapalnya,” ujarnya.

Diketahui, Pelabuhan Boom Banyuwangi adalah milik Pemprov Jatim. Sesuai Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 56 Tahun 2002 Pelabuhan Boom Banyuwangi adalah 1 dari 7 pelabuhan Pengumpan Regional di Jawa Timur yang diserahkan pengelolaannya dan P3D kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Selain itu ada 6 pelabuhan pengumpan regional lainnya yaitu Pelabuhan Branta di Pamekasan, Pelabuhan Telaga biru di Bangkalan Utara, Pelabuhan Kalianget di Sumenep, Pelabuhan Brondong di Lamongan, Pelabuhan Boom Tuban, dan Pelabuhan Tanjung Awar-Awar, Tuban.
Pemprov Jatim telah mengembangkan pelabuhan boom Banyuwangi dengan membangun dermaga pelra sepanjang 600 meter, dermaga cruise 80 x 10 meter persegi, ground tank air bersih kapasitas 125 m3, rumah dinas 2 unit, masjid 1 unit, lapangan parkir dan jogging track, 5 unit SBNP.
Selain itu juga dibangun kantor UPT PPR Banyuwangi serta breakwater pengendali sedimen atau breakwater untuk kantong kantong sedimen (fishtail) sebagai solusi persoalan sedimentasi di pelabuhan Boom.
Pengembangan Pelabuhan Boom Banyuwangi tidak hanya memaksimalkan sektor layanan publik, tetapi juga menumbuhkan ekonomi daerah dari berbagai sektor. Mulai dari pendapatan masing-masing daerah, UMKM, juga hotel.
“Selain itu dengan hadirnya layanan Kapal Cepat ini bisa membawa wisatawan mancanegara masuk ke Banyuwangi sehingga ekonomi tumbuh pesat,” pungkasnya.(*/ady)