Sidoarjo Motim – Malam puncak peringatan Hari Santri Nasional (HSN) ke 5 di Kabupaten Sidoarjo dimaknai Pj Bupati Sidoarjo, Hudiyono bahwa negara ini wajib mencerdaskan bangsanya dan mensejahterahkan bangsanya. Salah satunya adalah pengembangan pesantren berbasis vokasi atau pendidikan berbasis kejuruan ketrampilan yang mencetak santri preneur.
Lembaga pesantren selain menjadi tempat transformasi ilmu ke Islaman juga mencipatakan santri preneur. Adanya pesantren sebagai tempat memelihara dan menjaga tentang konsep-konsep ke Islaman dan yang terakhir menciptakan ulama.
“Di masa perkembangan teknologi maupun perkembangan peradaban sekarang, saya kira pesantren juga sudah merevitalisasi diri, mengubah dan menyesuaikan perkembangan dan juga sudah diperkuat oleh negara dengan hadirnya UU No. 18 Tahun 2019 tentang Pesantren,” kata Pj Bupati Hudiyono pada malam puncak peringatan HSN ke 5 di Pendopo Delta Wibawa. Sabtu (31/10/2020).
Dua konsep ini kontribusi yang cukup besar pesantren terhadap pembangunan negara. Di pesantren ada lembaga formal dan non formal. Konsep pendidikan di pesantren dinilai Hudiyono luar biasa bagus karena setiap saat para santri bisa interaksi langsung dengan guru-gurunya, pengasuhnya dan para Kyainya.
“Setiap waktu ketemu dengan kyainya, ini yang bagus, sehingga apa yang dikonstruksikan didalam kurikulum pesantren, kurikulum umum maupun agama ini semata-mata untuk mecerdaskan bangsa. Mencerdaskan bangsa itu pasti menuju kesejahteraan,” ujar Cak Hud sapaan akrab Hudiyono yang juga menjabat Kepala Biro Kesos Provinsi Jawa Timur.
Maka konsep pengajaran di pesantren sekarang bukan hanya tentang pendalaman agama saja, sekarang vokasional juga masuk atau ketrampilan. Kalau di Jawa Timur ada One pesantren One produk.
“Setiap pesantren itu akan menjadikan santri preneur dan sosio preneur. Jadi pesantren itu selain menguatkan ilmu keagamaan juga menguatkan tetang ketrampilan. Tentang vokasional, karena memang pertumbuhan jenis-jenis pekerjaan yang luar biasa macamnya dengan adanya teknologi informasi maka pesantren dalam perkembangan juga menyesuaikan,” urai Cak Hud.
Di Sidoarjo ada sekitar 90 pesantren yang terdata di kantor kementerian agama kabupaten Sidoarjo, hubungan antara pemerintah dengan pesantren sangat harmonis, sinergitas terjaga dengan baik karena dirawat dengan berbagai program peningkatan pesantren.
Dimasa pandemi ini, Hudiyono berpesan kepada para santi “Santri sehat Sidoarjo kuat, Indonesia kuat. Kita harapkan para santri untuk disiplin protokol kesehatan,” pungkas Cak Hud. (kmf/jum)