PMI Siaga Hadapi Dampak La Nina, Optimalkan Call Center

by -

Jember,Motim – Memasuki musim penghujan, PMI Kabupaten Jember menyiagakan segenap sumber daya untuk menghadapi ancaman bencana alam.  Berdasarkan rilis PMI Pusat, Saat ini sedang terjadi fenomena La Nina di Samudera Pasifik dengan intensitas sedang (moderate) yang  mengakibatkan anomali cuaca berupa peningkatan akumulasi curah hujan hingga 40 persen.

Puncak dampak La Nina akan mulai terjadi pada bulan November tahun ini dan diprediksi berakhir di bulan Maret atau April 2021. Mengantisipasi La Nina,  PMI  menyerukan kesiapsiagaan relawan menghadapi potensi bencana. PMI disemua tingkatan diminta menyiapkan rencana pencegahan serta penanganan bencana. PMI juga akan menyiapkan protokol penanganan bencana di tengah pandemi Covid-19.

banner 728x90

“Ini sudah masuk musim hujan, di musim hujan seperti ini sering terjadi bencana alam, kami berharap tidak terjadi bencana alam, tetapi kami tetap menyiagakan diri. Semua sumber daya PMI dari pengurus, pegawai dan relawan disiagakan mulai dari cek sarana prasarana bencana sampai kesiapan relawan yang dilengkapi alat komunikasi guna mempermudah komunikasi bencana” kata ketua PMI Kabupaten Jember EA Zaenal Marzuki SH MH.

Tidak seperti tahun sebelumnya, di saat pandemi Covid-19 ini, PMI Kabupaten Jember tidak membuka posko siaga.

“Kita akan optimalkan call center yang dikelola unit humas PMI Jember dengan membuka layanan informasi dan komunikasi 24 jam sehingga pada saat ada informasi bencana alam terjadi maka petugas call center yang akan mengkomunikasikan kepada seluruh Unit dan relawan melalui alat komunikasi sehingga saat ini tidak ada posko,” imbuh EA Zaenal Marzuki.

Zaenal Marzuki menambahkan PMI Kabupaten Jember meneruskan langkah proaktif menghadapi bencana non alam Pandemi Covid-19. “Tim promosi kesehatan tetap aktif sosialisasi pencegahan Covid-19 dengan pakai masker, selalu cuci tangan dan jaga jarak. Tim ambulans pelayanan jenazah Covid-19  juga masih aktif melayani masyarakat,” imbuhnya.

Sekretaris Jenderal PMI, Sudirman Said menjelaskan, PMI telah menyusun kebijakan Nasional tentang Tanggap Darurat Banjir (TDB) dan akan menjabarkannya ke PMI Provinsi dan Kabupaten/Kota.  “Kami buat kebijakan nasional, kemudian dijabarkan dan disosialisasikan ke PMI di daerah. Kami juga melibatkan masyarakat dalam aksi dini kesiapsiagaan ini, untuk memaksimalkan peran anggota SIBAT (Siaga Bencana Berbasis Masyarakat) PMI di tingkat desa,” jelasnya.

“Sampai dengan tahun 2020, Anggota Sibat PMI telah mencapai 20.100 personel yang tersebar di 1.005 Desa di 23 Propinsi di Indonesia. Dengan adanya Sibat di wilayah yang rawan bencana, akan memudahkan antisipasi dan aksi dini di masyarakat misalnya dengan mempromosikan perilaku tangguh bencana mulai dari tingkat keluarga sampai masyarakat,” tambah Sudirman Said.

“PMI juga mengumpulkan informasi dari otoritas pemerintah (BMKG dan BNPB) terkait dampak La Nina. Kemudian, PMI mengkaji dan menerjemahkannya ke dalam bahasa aksi masyarakat.” Lanjut  Sudirman Said.

“Kesiapan 6 gudang regional PMI dapat mengcover sebanyak 25 juta jiwa, di Banten dan Jawa Timur PMI menyiapkan kebutuhan Hygiene kit, Baby Kit, Family Kit, Terpal dan Selimut untuk kebutuhan 5000 Kepala Keluarga (KK), sementara untuk Kalimantan Selatan, Sumatera Barat, Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan PMI Menyiapkan untuk 2.000 KK,” papar Sudirman Said.   (humas)

banner 728x90

No More Posts Available.

No more pages to load.