Jember, Motim-Sebanyak 20 penyandang disabilitas yang tergabung dalam Persatuan Penyandang Cacat (Perpenca) Jember, menjalani tes tulis dan praktik untuk mendapatkan Surat Izin Mengemudi (SIM) D.
Kegiatan itu dilakukan di Mako Satlantas Polres Jember, Jalan DI Pandjaitan, Kecamatan Sumbersari, Sabtu (26/6).
Para penyandang disabilitas itu menjalani dan mengikuti tes tulis juga uji praktik pada umumnya, untuk mendapatkan SIM D. Yakni surat izin mengemudi khusus bagi difabel, yang mengendarai motor khusus roda tiga.
Pelaksanaan dari tes tersebut, menurut mereka sebagai bentuk kesadaran pentingnya memiliki SIM.
Karena sebagai pengendara kendaraan bermotor, meskipun roda tiga yang sifatnya khusus. Tetap harus taat akan aturan berlalu lintas.
“Adanya kegiatan ini (tes tulis dan praktek mendapat SIM) juga dalam rangka memperingati HUT Bhayangkara ke 75. Tapi ini malah kita yang diundang di kegiatan mereka (penyandang difabel). Karena kesadarannya penting memiliki SIM D,” kata Kasatlantas Polres Jember AKP Jimmy Heriyanto Manurung saat dikonfirmasi sejumlah wartawan.
Menurut Jimmy, para penyandang difabel itu ikut jalani tes layaknya masyarakat yang mengajukan untuk memiliki SIM.
“Tidak ada beda, sama yang dijalani. Tes tulis ataupun tes praktek. Sehingga kami mengapresiasi apa yang dilakukan oleh saudara-saudara kita difabel ini,” katanya.
Diketahui dari ujian tes yang dilakukan, para penyandang difabel itu mengawali dengan mengikuti ujian tes tulis. Mengenai rambu-rambu lalu lintas dan bagaimana berkendara yang benar saat berada di jalanan.
“Termasuk ujian praktek juga sama, ada tes melaju dan mengerem di jalanan lurus, melaju di lintasan berbentuk angka 8 dan ujian melaju dengan belokan. Sama tidak ada beda,” sebutnya.
Namun sebagai bentuk penghargaan, bagi penyandang difabel yang mendapatkan nilai ujian tes tulis dan praktek paling bagus. Mendapatkan hadiah khusus.
“Untuk peringkat satu, dua, dan tiga. Kita ada hadiah uang tunai (tapi enggan menyebutkan nominalnya). Bagi mereka. Juga langsung dapat SIM D saat itu juga. Ini adalah sebagai bentuk tanggung jawab berkendara di jalan,” ujarnya.
“Namun karena saudara-saudara difabel ini kendaraannya berbeda (kendaraan bermotor roda tiga). Sebelumnya didampingi untuk ikut ujian, juga pelatihan singkat berkendara yang baik,” sambungnya.
Terpisah, Ketua Dewan Pertimbangan Perpenca Jember Asrorul Mais mengatakan, kegiatan untuk ikut tes tulis dan praktek mendapatkan SIM D itu. Bukan pertama kalinya dilakukan.
“Ini kesekian kalinya teman-teman terkover SIM D. Sampai saat ini, sudah lebih dari 50 orang. Ini Perwujudan kepedulian kepada kami. Bukti bahwa kami punya hak yang sama untuk mendapatkan SIM berkendara, (meskipun) dengan motor khusus,” kata Mais.
Terkait kesadaran berkendara motor roda tiga yang khusus bagi difabel itu, lanjut Mais, Satlantas Polres Jember sering melakukan bimbingan dan pengarahan.
“Karena kita tidak hanya menuntut hak yang sama dengan masyarakat normal lainnya. Tapi kita juga punya kewajiban yang sama. Punya SIM kan wajib bagi pengendara motor. Jadi kita juga harus punya, dan ikut prosedur tes tulis dan prakteknya,” kata pria yang juga seorang dosen ini.
Pelatihan yang diberikan untuk awal, kata Mais, terkait penjelasan dan pengertian, apa itu safety riding. Juga bagaimana memahami rambu-rambu lalu lintas.
“Sering kok ada pelatihan karena motor kami kan khusus. Yang di Organisasi juga ada bidang yang menaungi yakni DMI (Difabel Motor Indonesia) itu. Jadi diberikan pelatihan ini. Ada 20 orang untuk kegiatan yang sekarang untuk mengajukan SIM,” pungkasnya.
“Untuk HUT Bhayangkara ke 75, kita juga ingin menunjukkan apresiasi. Bahwa sebagai masyarakat yang taat hukum. Kita juga taat aturan tentang kepemilikan SIM D itu,” kata pria yang juga Ketua Panitia Kegiatan mendapatkan SIM D itu.