Tulungagung Motim- Rombongan tamu istimewa dari RS Primasatya Husada Citra (PHC) Surabaya dan Polda Gorontalo datang berkunjung ke RSUD dr. Iskak Tulungagung, Kamis, 25 Maret 2021. Mereka jauh-jauh datang ke rumah sakit daerah yang pernah menyabet predikat RS terbaik dunia versi IHC (International Hospital Conference) 2019 tersebut dengan tujuan melakukan studi tiru manajemen perumahsakitan serta inovasi pelayanan kesehatan modern yang dikembangkan di RSUD dr. Iskak.
RS PHC fokus belajar inovasi dan manajemen pelayanan IGD, sementara Polda Gorontalo mengadopsi manajemen perumahsakitan secara umum untuk diaplikasikan di RS Bhayangkara yang akan mereka dirikan dalam waktu dekat.
Kedatangan kedua rombongan tamu tersebut diterima langsung oleh Direktur RSUD dr. Iskak dr. Supriyanto Dharmoredjo, Sp. B, FINACS, M.Kes. di ruang Soenarjo Sadikin. Dokter Pri, sempat memberikan banyak penjelasan tentang manajemen layanan IGD maupun tata kelola perumahsakitan secara umum sebelum para tamu istimewa itu diajak “jalan-jalan” guna melihat langsung proses pelayanan di IGD dan beberapa instalasi perawatan lainnya.
Dokter Supriyanto mengatakan, pelayanan dimulai dari IGD (instalasi gawat darurat) dengan membagi ruangan menjadi triase primer, triase sekunder, area non kritis (green zone), area semi kritis (yellow zone), astma bay, area kritis (red zone), kamar operasi, area emergensi psikistri, ruang radiologi dan ruang observasi intensif (ROI).
Ia mengatakan, 90 persen pasien yang masuk di rawat inap berasal dari IGD.
”Sebagian rumah sakit menempatkan dokter-dokter baru di IGD, sebaliknya di sini (RSUD dr. Iskak) harus dimaksimalkan dengan sejumlah dokter spesialis yang berjaga 24 jam secara bergantian,” kata dokter spesialis bedah yang akrab disapa Dokter Pri ini menjelaskan.
Dan selama masa pandemi, lanjut dokter Pri, pelayanan IGD terus dioptimalkan manajemen pelayanannnya sehingga tidak sampai terjadi penumpukan antrean pasien.
”Kalau kondisi pasien sudah berat, maka bisa tindakan medis, tanpa menjalani tes usap PCR (polymerase chain reaction) terlebih dahulu,” katanya.
Selain itu, ia menegaskan bahwa penerapan APD (alat pelindung diri) yang lengkap sebagai tameng nakes (tenaga medis) menjadi standar yang mutlak diberlakukan dalam manajemen pelayanan di IGD.
Setelah tindakan medis usai, pasien bisa menjalani tes usap. Hasil tes tersebut kira-kira sudah bisa diketahui dalam jangka waktu empat (4) jam, sehingga pasien bisa dipindahkan ke ruang transit intensif untuk perawatan dan menunggu hasil tes usap.
”Jika positif, langsung dibawa ke ruang isolasi intensif,” terangnya.
Dokter Pri menambahkan, sistem tersebut sudah dijalankan sejak Maret 2020 atau awal mula virus corona merebak, sehingga efektif dalam menekan angka kematian akibat COVID-19 di wilayahnya.
Kepala Rumah Sakit PHC, dr. Pudji Djanuartono, M.Kes dalam kesempatan tersebut menjelaskan, fokus timnya melakukan kunjungan kerja di RSUD dr. Iskak adalah untuk melihat pelayanan IGD yang luar biasa. Menurutnya model IGD yang diaplikasikan di RSUD dr. Iskak sangat berbeda dengan IGD di rumah sakit-rumah sakit lain.
”Kami sepakat dengan penjelasan Dokter Pri, yakni mengoptimalkan IGD,” kata dokter Pudji.
Ia menambahkan, setelah pulang dari kunjungan di Tulungagung ini, timnya berupaya mencontoh pelayanan IGD di RSUD dr. Iskak.
”Kami sangat berterima kasih karena memperoleh ilmu yang luar biasa,” terangnya.
Hal yang hampir sama disampaikan oleh Kepala Biro Perencanaan Polda Gorontalo, Kombes Pol Suratno, S.IK., M.Si. Ia mengatakan, kunjungan ke RSUD dr Iskak karena rekomendasi dari rumah sakit Polri di Jakarta. “Kami berencana mendirikan rumah sakit di Gorontalo, sehingga menimba sebanyak mungkin ilmu yang ada di RSUD dr. Iskak,” Pungkas nya. (Gus)