Bondowoso,Motim-Rumah Sakit Umum (RSU) dr. Koesnadi Bondowoso meminta BPBD mendirikan tenda darurat, Sabtu (26/6/2021).
Tenda yang didirikan di halaman rumah sakit daerah itu dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19.
Direktur RSUD. dr Koesnadi, dr. Yus Priyatna, mengatakan, tenda darurat untuk mengakomodir antrean pasien yang menunggu hasil tes Swab PCR.
Sebab, pemeriksaan swab PCR ini butuh kolektifitas, tidak bisa dilakukan satu persatu.
Belum lagi, di ruang IGD sendiri kini terjadi stagnasi pasien. Bahkan, 12 tempat tidur yang tersedia telah terisi penuh. Karena adanya pasien yang masih harus menunggu hasil swab PCR.
“Para pasien menunggu hasil tes swab PCR di Instalasi Gawat Darurat (IGD),” katanya dikonfirmasi.
Tak hanya ruang IGD, para nakes RSU. Dr. Koesnadi juga disebut kewalahan karena melonjaknya kasus Covid-19.
“Apalagi tenaga perawat sudah ada yang konfirmasi, (perawat di RSUD Koesnadi). Karena itu kita kemarin merekrut 20 tenaga tambahan,” ujarnya.
Sementara itu, RSU. Dr. Koesnadi menyiapkan tiga ruang isolasi.
“Total ada 125 tempat tidur. Tingkat okupansinya sekitar 55 persen. Diperkirakan masih cukup menampung pasien,” urainya.
Dihubungi terpisah Plt. Kepala Pelaksana BPBD Bondowoso, Adi Sunaryadi menyebut pihaknya mengirimkan bantuan tenda darurat ke RSU. Dr. Koesnadi.
Ukuran tenda darurat seluas 6×12 meter dan dapat menampung sekitar 20 pasien.
“Tenda ukuran 6×12 tersebut kapasitasnya bisa menampung 20 pasien. Tenda itu akan dipasang sampai angka pasien covid-19 mengalami penurunan,”tutur Adi.
Standarisasi penggunaan tenda kata Adi, bukan untuk tempat rawat inap pasien covid, melainkan untuk memeriksa pasien jika di UGD sudah mengalami over load.
“Bukan untuk rawat inap, tapi untuk memeriksa pasien positif covid yang kondisinya parah atau tidak. Jadi untuk rawat inap dengan kondisi yang berat ada ruangan isolasi tersendiri,” pungkasnya.
Untuk informasi, penambahan kasus Covid-19 di Bondowoso pecah rekor. Dalam sehari terjadi penambahan kasus hingga mencapai 75 orang terkonfirmasi, pada Jum’at (25/6/2021) kemarin.
Disebut ini bahkan penambahan kasus C-19 tertinggi se Jawa Timur pada laporan peta C-19 provinsi Jatim, Jum’at (25/6/2021) (cw1)