Jember, Motim-Surami (75), warga Dusun Mandilis, Desa Sanenrejo, Kecamatan Tempurejo, nekat mengakhiri hidup dengan terjun ke dalam sumur sedalam kurang lebih 15 meter yang berada di belakang rumahnya. Korban nekat mengakhiri hidup diduga karena sakit lambung yang dirasakan selama bertahun-tahun.
“Jadi korban ini curhat kepada keluarga, ingin mati saja. Karena sakit menahun. Sakit lambung itu,” kata Kasat Reskrim Polsek Tempurejo Bripka Afandi, Rabu (6/10/2021).
Saat kejadian, lanjut Afandi, sekitar pukul 2 dini hari terdengar suara benda masuk dalam sumur. Tapi tidak ada kecurigaan, dan pihak keluarga membiarkan begitu saja.
“Kemudian pagi harinya anak korban bermaksud mencari ibunya sekitar pukul 4 subuh. Dicari ke setiap sudut rumah tidak ada,” katanya.
Karena curiga atas keinginan untuk bunuh diri yang akan dilakukan korban, anak korban mengecek ke sumur belakang rumah. Di sumur yang biasanya tertutup dengan asbes, saat dicek posisi asbes sudah tidak pada tempatnya.
“Ternyata korban ditemukan di dalam sumur itu. Dengan posisi tengkurap mengambang. Selanjutnya keluarga korban panik, dan menghubungi Mapolsek Tempurejo,” katanya.
Selanjutnya dilakukan upaya evakuasi terhadap jasad korban yang berada di dalam sumur. Namun saat itu petugas terkendala peralatan. Akhirnya polisi menghubungi Basarnas Jember.
Selanjutnya Tim Basarnas Jember bersama Damkar, TRC BPBD Jember, dibantu relawan SAR lainnya menuju lokasi untuk membantu evakuasi.
“Saat itu terlihat bajunya saja, sebagian tubuh di dalam air. Kemudian karena butuh proses evakuasi, sekitar pukul 8 pagi anggota Mapolsek Tempurejo menghubungi kami, yang selanjutnya kami langsung berangkat ke lokasi TKM (tempat kejadian musibah),” ujar Dantim Basarnas Jember Irwan Feri.
Butuh waktu kurang lebih 20 menit untuk melakukan evakuasi terhadap jasad korban.
“Karena posisi jasad berada di kedalaman sekitar 2 meter di dalam sumur,” katanya.
“Untuk kondisi sumur, memiliki kedalaman kurang lebih 15 meter dengan diameter kurang lebih 1,5 meter. Kendala korban belum mengambang masih mengapung. Kita pakai breathing aparatus. Karena khawatir di dalam sumur ada gas beracun. Sebagai bentuk SOP kami,” sambung Irwan Feri.
Terkait kondisi korban dipastikan tidak ada luka bekas penganiayaan. “Hanya ditemukan luka lecet pada wajah, mungkin terbentur dinding dalam sumur. Pihak keluarga juga menerima kondisi korban dan selanjutnya langsung diantar ke rumah duka untuk dimakamkan,” tambah Afandi.