Jember, Motim – Banyaknya jalan rusak dan berlubang di Kabupaten Jember saat ini, menjadi bagian penting yang menjadi soroton pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Jember nomor urut 3 Abdus Salam dan Ifan Ariadna Wijaya. Kelak jika diridhoi untuk menjadi pemimpin Jember, pasangan ini berkeinginan untuk membangun Jember dari pinggiran terlebih dahulu.
Menurut Ifan Ariadna Wijaya, jalan desa yang mulus dan terawat adalah salah satu program yang akan ia lakukan bersama Cak Salam kelak ketika ditakdirkan memimpin Jember. Menurutnya, dengan mulusnya jalan desa maka sektor ekonomi secara tidak langsung akan juga turut terangkat.
Ia mencotohkan jika jalan-jalan desa rusak. Sementara petani ataupun pedagang akan kesulitan untuk membawa hasil pertanian meraka. Kondisi ini secara tidak langsung akan menggangu akses ekonomi petani.
“Coba kalau jalan di pedesaan-pedasaan teruitama penghubung antar desa dan kecamatan mulus. Pastinya akses ekonomi warga tidak akan terganggu,” ungkap ulumnus Universitas Muhammadiyah Malang ini.
Lanjut lelaki yang juga pengusaha Alat Utama Sistem Pertahanan (Alutsista) ini menjelaskan, untuk menciptakan jalan mulus tidak hanya putus disitu. Namun, nantinya tetap harus dilakukan pengawasan dan perawatan usai pembangunan jalan tersebut. Ini dilakukan sebagai antisipasi kerusakan-kerusakan di jalan-jalan desa.
“Jangan sampai nantinya setelah capek-capek dibangun ternyata tidak dirawat. Disitul;an kami nanti akan menata sebuah konsep bagaiana membangun jalan desa sehingga mulus dan bagaimana cara merawat jalan desa agar tetap mulus,” terangnya.
Selain menjadikan jalan desa mulus dan terawat dengan baik, pasangan ini juga memiliki konsep agar desa-desa di jember menjadi terang benderang. Yang dimaksud terang benderang ialah adanya fasilitas penerangan jalan yang mumpuni.
Menurut lelaki yang juga pernah menjadi produser di beberapa program acara di MNC Group ini, dengan terangnya jalan-jalan di Kabupaten Jember, pihaknya meyakini jika angka kejahatan akan turun.
Salahsatu faktor tingginya angka kejahatan jalanan karena jalan yang dijadikan sasaran para pelaku kejahatan adalah jalan yang gelap. Menurutnya ini adalah persoalan yang nantinya akan dipecahkan bersama, bagaiaman menciptakan jalan-jalan di Jember bias terang benderang.
“Kalau jalannya terang benderang, saya meyakini angka kejahatan jalanan akan turun. Nah, ketika sudah turun, maka hal ini tidak akan mengganggu akses ekonomi warga. Kita ingin masyarakat Jember nyaman saat berkendara dan tidak was-was lagi bakan menjadi korban kejahatan jalanan,” bebernya.
Selanjutnya menurut Cak Salam, menciptakan ruang belajar desa untuk menekan angka buta huruf juga salah satu program prioritasnya.
Lanjut Cak Salam, melek aksara menjadi salah satu hak asasi manusia yang disepakati oleh bangsa-bangsa dunia. Berangkat dari tujuan dasar itulah, pihaknya nantinya akan bersinergi dengan pemerintah propinsi maupun pusat untuk membebaskan warga Jember dari buta huruf.
“Nantinya kita akan melakukan berbagai penguatan program pendidikan keaksaraan dengan budaya, keterampilan, dan bahasa, angka buta aksara bisa terus dilakukan penekanan atau penguarangan,” beber pengusaha property ini.
Lanjutnya, banyak analisis kebijakan menganggap kemampuan baca tulis adalah tolok ukur penting dalam mempertimbangkan kemampuan sumber daya manusia disuatu daerah. Dan pada umumnya orang-orang yang mampu baca tulis memiliki status sosial, kesehatan, dan prospek meraih peluang kerja yang lebih baik.
Upaya pemberantasan buta aksara saat ini dilakukan berdasarkan Instruksi Presiden no.5 tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Perencanaan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 tahun dan Pemberantasan Buta Aksara.
“Demi masa depan warga Jember, buta aksara harus kita berantas. Sebab, bagaimanapun juga pembebasan buta huruf atau aksara adalah bagian dari pelayanan dan hak pentingnya mendapat pendidikan,” ungkap lelaki yang memiliki jargon Membangun Jember Juara ini.(*/ami)