Jember, Motim-Warga yang tinggal di Dusun Gendir, Desa Klungkung, Kecamatan Sukorambi, mendadak geger. Pasalnya, Moch Akbar Setyawan (18) warga setempat, ditemukan tewas gantung diri di salah satu pohon dekat rumahnya, Selasa (9/11/20210 sekitar pukul 11.00 WIB. Tragisnya, aksi nekad Akbar itu dilakukan di depan ibu kandungnya.
Menurut Kanit Reskrim Polsek Sukorambi Aipda Teguh Siswanto, korban selama ini menjadi anggota salah satu perkumpulan seni Jaranan. “Menurut keluarga dan rekan-rekannya, korban ini sudah lama ikut Jaranan,” ungkap Teguh, Rabu (10/11) kemarin.
Malam sebelum kejadian, kata Teguh, korban tiba-tiba mengamuk hingga memecah kaca ruang tamu. Kebetulan, malam itu ibu korban sedang berada di Probolinggo. “Tetangga yang khawatir liat korban ngamuk-ngamuk, akhirnya menelpon ibunya. Kemudian, paginya ibu korban pulang,” jelas Teguh.
Saat ibunya tiba di rumah, korban mendekat dan langsung bersalaman. Korban juga sempat menunjukkan tangannya yang terluka akibat malamnya mengamuk dan terkena pecahan kaca.
“Ibunya kan nanya kenapa tangannya luka, si korban ini menjawab ‘Embuh, paling setane ngamuk (entah, mungkin setannya ngamuk)’,” kata Teguh, menirukan ucapan korban kala itu.
Usai mendengar jawaban korban, sang ibu mengingatkan agar korban tak ikut lagi menjadi anggota seni Jaranan yang identik dengan kesurupan tersebut.
Tanpa banyak bicara, tiba-tiba korban lari sambil membawa tali tampar dan memanjat pohon di samping rumahnya. Seketika itu juga, korban langsung mengikatkan tali itu ke lehernya kemudian gantung diri.
“Ibu korban langsung berteriak minta tolong ke tetangga. Tapi ya terlambat, karena pohonnya juga tinggi,” ungkap Teguh.
Usai kejadian itu, pihaknya langsung melakukan olah TKP. Namun pihak keluarga menolak untuk dilakukan otopsi terhadap jenazah korban. “Kita minta buat surat pernyataan penolakan otopsi, setelah itu jenazah dimakamkan,” pungkas Teguh. (sp)