Lumajang, Motim-Penanaman pohon dilakukan di kawasan hutan Desa Papringan Kecamatan Klakah, Sabtu (14/11). Ada sekitar 5 ribu bibit pohon yang ditanam untuk menyelamatkan sumber mata air yang ada di desa setempat. Ada berbagai macam jenis pohon yang ditanam, diantaranya pohon durian, nangka, manggis, salam, hingga bambu petung.
Kegiatan tersebut digagas oleh Karang Taruna Harapan Bangsa Desa Papringan bekerjasama dengan Perhutani, Memo Timur, LMDH Sari Tani, Muspika Kecamatan Klakah, Suara Satu News, ERCI Jember Raya Chapter, Forum Relawan Lumajang Mega Semeru, siswa SD 01 Papringan, serta warga setempat. Ada seratus orang lebih yang terlibat dalam aksi penghijauan itu.
Ketua Karang Taruna Harapan Bangsa, Ridwan Amin mengatakan, pihaknya berinisiatif menggelar penanaman pohon, karena melihat kondisi mata air di desanya yang mengkhawatirkan. Pasalnya dari 4 mata air yang besar, 2 diantaranya telah mati. Air muncul ketika musim hujan saja.
“Sumber mata air yang kecil-kecil ada banyak di sini, tapi yang besar ada empat mata air,” ucapnya.
Ia menegaskan, warga Desa Papringan sangat bergantung pada sumber mata air untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari. Sehingga jika semua mata air mati, tentu warga akan kesulitan mendapatkan air bersih.
“Untuk itu kita berusaha menjaga dan menyelamatkan mata air yang ada dengan sering melakukan penanaman di pohon di sekitar mata air,” ucapnya.
Kepala Desa Papringan Dulajis menegaskan, di tempatnya kini bisa dikatakan mulai terjadi krisis air bersih. Karena dulu air dari sumber mata air yang ada sangat berlimpah. Bahkan juga dimanfaatkan untuk desa lainnya.
“Dulu di sini sekitar tahun 1975, di sekitar sini banyak tumbuh pohon besar, seperti beringin, bendo, banyak sekali. Akhirnya mata air di sini itu berlimpah ruah,” ujarnya.
Ia pun berterimakasih banyak kepada semua pihak yang ikut terlibat dalam aksi penghijauan ini. Karena membantu menyelamatkan sumber mata air yang ada. “Mudah-mudahan anak cucu kita tidak kekurangan air,” ucapnya.
Sementara Camat Klakah, Bayu Ruswantoro mengapresiasi kegiatan tersebut. Karena di Kabupaten Lumajang ada banyak mata air yang telah mati. “Datanya ada ratusan yang mati. Untuk menghidupkan kembali sulit,” ujarnya.
Ia berharap, tidak hanya dilakukan penanaman saja, namun juga harus melakukan perawatan pada pohon yang ditanam. Agar benar-benar bisa tumbuh dan bermanfaat. “Tidak hanya menanam, tapi harus kita jaga,” ungkapnya.
Waka Administratur/KSKPH Lumajang, Marhaendro Bagyo Sungkowo juga mengapresiasi upaya yang dilakukan warga Desa Papringan untuk menyelamatkan sumber mata air. Ia menegaskan, pohon yang berada di kawasan mata air dilarang untuk ditebang.
“Ini langkah yang sangat bagus sekali, karena pohon yang ada di sekitar mata air ini haram ditebang,” ucapnya.
Pihaknya juga bangga, kepada anak-anak SD yang dilibatkan dalam penanaman pohon tersebut. Karena memberikan edukasi kepada mereka untuk cinta lingkungan sejak dini. “Saya hanya berpesan, jangan wariskan air mata pada anak cucu kita, tapi mata air,” ungkapnya. (fit)