Sikap kritis dengan dalih untuk membela kepentingan wong cilik, dilakukan oleh DPC PDI Perjuangan untuk menyikapi pola pemerintahan nanti di masa kepemimpinan H. Hendy Siswanto – KH. Muhammad Balya Firjaun Barlaman (Gus Firjaun).
Terkait sikap itu, menurut Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu DPC PDI Perjuangan Widarto, seperti yang dilakukan pengurus partai pusat saat era kepemimpinan SBY – Yusuf kalla.
“Sikap yang akan dilakukan oleh DPC PDI Perjuangan Jember seperti halnya dilakukan di pusat, yang kala itu kepemimpinan SBY-Yusuf Kalla,” kata Widarto, saat konferensi Pers di Kantor DPC PDI Perjuangan terkait Pernyataan Sikap Partai, Rabu (10/2) siang.
Yang menurut Widarto, partai berlambang kepala banteng moncong putih itu memberikan keseimbangan terkait bersikap kritis dengan langkah-langkah strategis yang diambil untuk menjalankan roda pemerintahan.
“Waktu itu. Dimana sikap partai kami, kritis terhadap pemerintahan, yang tentunya nanti kami lakukan, sampai tahun 2024. Saat nantinya Pilkada akan dilakukan,” katanya.
Bahkan sikap kritis yang dilakukan, lanjut Widarto, pihaknya akan lebih berhati-hati terkait hal-hal yang beraroma transaksional.
“Kita tidak ingin terlibat di dalamnya. Tetapi hal-hal yang sifatnya hak dan kewajiban termasuk (kepentingan) fraksi akan kami jalankan,” ujarnya.
Namun demikian, Widarto menegaskan, pihaknya tidak ingin dianggap sebagai penghambat dalam jalannya roda pemerintahan di era H. Hendy – Gus Firjauan itu.
“Kita tidak ingin dianggap penghambat. Tapi kita bergerak di luar pemerintahan, sebagai penyeimbang. Namun demikian, menyangkut hal-hal yang kebutuhan penting, mendesak (kaitan kepentingan rakyat), sewajarnya masuk dalam APBD,” tegasnya.
Apa yang dilakukan kaitannya bersikap kritis, katanya, tidak dikatakan menghambat.
“Namun justru kita dukung. Tapi jika ada yang menyimpang akan kita ingatkan. Gambaran sederhana, saat pemerintahan SBY di kala itu, bagaimana sikap partai kami,” tandasnya.