Bondowoso, Motim – Hingga saat ini, status gunung Raung naik dari normal menjadi level 2 atau waspada. Dari data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bondowoso periode pengamatan 29 Juli 2020, telah terjadi 8 kali letusan dengan Amplitudo 5-13 mm (durasi 58-101 detik).
Kepala BPBD Bondowoso Kukuh Triyatmoko, menjelaskan, tren erupsi Raung cenderung menurun. Jika dulu hembusan letusannya dari 100-500 meter, sekarang hanya 50 meter. Namun, masyarakat Bondowoso diminta tetap waspada.
“Tapi kita tetap waspada karena memang sifatnya Raung sering erupsi. Tapi karena dibantu oleh kedalaman dari kawahnya itu. Sehingga batas erupsinya itu di dalam kawah itu,” jelasnya saat dikonfirmasi, Rabu (29/7/2020).
Dari laporan PVMBG, secara visual gunung Raung jelas hingga kabut 0-III. Asap kawah bertekanan lemah berwarna kelabu dengan intensitas tipis dan tinggi 50 m di atas puncak kawah teramati dari CCTV. Cuaca cerah, berawan, dan mendung. Sedangkan arah angin bertiup lemah ke arah selatan dengan suhu udara 14-17 °C.
“Kalau pendakian untuk sementara dibatasi sampai radius sampai 3 kilometer dari kawah,” imbuhnya.
Beberapa wilayah yang menjadi area rawan terdampak yakni desa Rejoagung, Sumber Wringin dan Tegaljati. Sementara di Kecamatan Tlogosari berada di desa Gunosari dan Kembang.
“Di Kecamatan Ijen itu desa Jampit,” tambahnya.
Menurutnya, jika terjadi erupsi gunung Raung maka desa-desa tersebut menjadi perhatian pemerintah. Masyarakat yang sehari-hari beraktivitas di kaki gunung, sebaiknya tetap waspada dan menjaga jarak sejauh 2 kilometer dari puncak Raung yang memiliki ketinggian 3.332 MDPL tersebut.
“Ya sebaiknya dalam masa-masa seperti sekarang tidak melakukan aktivitas rekreasi,” tutupnya. (nur)