Jember,Motim – Fakultas Syariah UIN Kiai Haji Achmad Siddiq (KHAS) Jember menggelar kuliah umum pada Jumat (2/08/2024), dengan menghadirkan akademisi dari Leiden University Belanda. Kuliah bertema “Rethinking Javanese Islam: Living Law and The Concept of Javanese Traditions” ini membahas tentang Islam Jawa.
Dr. Jochem van Den Boogert, narasumber dari Leiden University, menjadi pembicara utama dalam kuliah umum tersebut. Kehadirannya di UIN KHAS Jember diharapkan dapat memperkaya diskusi tentang Islam dan tradisi lokal di Jawa.
Wakil Rektor bidang Akademik dan Pengembangan Kelembagaan UIN KHAS Jember, Prof. Dr. M Khusna Amal, menilai kuliah umum ini sebagai peneguhan tradisi akademik di Fakultas Syariah. “Kami ingin memperkaya cara pandang terhadap isu-isu hukum, khususnya hukum Islam,” ujar Khusna.
Fakultas Syariah berupaya untuk terus mengembangkan diskusi akademik melalui kegiatan ini. Menurut Khusna, acara ini membuka ruang untuk bertukar ide dan pengalaman, terutama dalam kajian Islam Jawa yang kompleks.
Dekan Fakultas Syariah UIN KHAS Jember, Dr. Wildani Hefni, menambahkan bahwa acara ini merupakan bagian dari upaya memperluas jejaring akademik global. “Kami bekerja sama dengan Leiden University untuk memperkuat reputasi akademik Fakultas Syariah,” jelas Wildani.
Wildani menekankan relevansi kajian Islam Jawa dengan konsep living law yang mendalam. Kehadiran akademisi seperti Dr. Jochem diharapkan bisa menginspirasi dosen untuk melakukan riset lebih lanjut.
“Sense of academic para dosen akan terangsang untuk mendalami Islam Jawa melalui riset yang komprehensif,” lanjutnya. Fakultas Syariah UIN KHAS Jember terus berkomitmen menghidupkan diskusi akademik sebagai bagian dari community of learning.
Dalam kesempatan itu, Dr. Jochem van den Boogert membahas asal mula konsep Islam Jawa dalam perspektif historis dan akademis. “Islam Jawa muncul dari proses panjang interaksi budaya dan agama di Jawa,” ujar Jochem.
Jochem juga menguraikan genealogi literatur tentang Islam dan Muslim di Jawa dari era pra-kolonial hingga pasca-kolonial. Dia memperkenalkan teori-teori utama seperti sinkretisme dan asimilasi yang masih menjadi perdebatan.
Menurutnya, kajian mengenai Islam Jawa tidak bisa dilepaskan dari pengaruh kolonialisme. “Diskusi ini penting untuk memahami dinamika Islam di Jawa yang unik dan kompleks,” tutup Jochem.