Surabaya, Motim-Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Timur berencana untuk mengajukan kembali pupuk subsidi ke Kementerian Pertanian.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Timur, Ir.Hadi Sulistyo,M.Si menuturkan, tahun ini Jawa Timur mendapatkan alokasi pupuk subsidi sebesar 2,2 juta ton.
Ia memperkirakan, stok tersebut akan habis pada bulan September 2020. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan pada bulan Oktober-Desember 2020, pihaknya akan mengajukan kembali ke Kementerian Pertanian.
“Namun begitu, sebelum mengajukan kembali ke pemerintah pusat, kita akan mengevaluasi terlebih dahulu serapan pupuk subsidi di kabupaten/kota di Jawa Timur,” tutur Hadi, Selasa (01/09).
“Masih banyak kabupaten yang belum terserap sepenuhnya. Untuk itu kita akan realokasi terlebih dahulu , nantinya pupuk subsidi dari daerah dengan resapan rendah akan direalokasi ke daerah dengan resapan tinggi,” imbuhnya .
“Tidak terserapnya pupuk bersubsidi ini tergantung dari beberapa hal. Salah satunya daya beli petani pada satu daerah,” jelas Hadi.
Menurut Hadi, ada daerah juga yang lebih suka menggunakan pupuk nonsubsidi. Selain itu jumlah petani yang memiliki lahan lebih dari 2 hektare juga berpengaruh, karena mereka tidak bisa membeli pupuk nonsubsidi.
Hadi memperkirakan, kebutuhan pupuk subsidi mulai bulan Oktober hingga Desember adalah 650.000 ton.
“Tambahan pupuk subsidi ini harus sesuai sistem elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK). Dan nantinya yang menentukan alokasi pupuk adalah (pemerintah) pusat,” pungkasnya. (ady)