Rumah Sakit Paru Jember untuk sementara tak lagi menerima pasien COVID-19. Terbatasnya jumlah tenaga kesehatan dan menipisnya stok oksigen menjadi alasan.
Rumah Sakit Paru Jember merupakan RS rujukan pasien COVID-19 di Jawa Timur. Gubernur Jatim Khofifah Indarparawansa beberapa waktu lalu hadir langsung dalam peresmian rumah sakit ini sebagai RS rujukan bagi pasien COVID-19 di Jatim.
“Ada peningkatan pasien sekitar sebulan terakhir, sehingga ruang perawatan penuh. Bahkan kita juga sudah melakukan extension (penambahan) dan penuh juga,” kata dokter IGD RS Paru Jember dr. Harsya Yuli Rachmanto, Minggu (11/7/2021).
Kendala jumlah ruangan sebenarnya bisa diantisipasi dengan tenda darurat yang didirikan di halaman rumah sakit. Namun terbatasnya jumlah tenaga kesehatan (nakes) membuat pendirian tenda tak menjadi solusi.
“Sebab selain jumlah ruangan, sumber daya manusia juga penting. Kita juga terkendala di jumlah sumber daya manusia ini,” kata Harsya.
Belum lagi, kata dia, stok oksigen yang ada di rumah sakit itu juga makin menipis. Padahal kebututuhan oksigen merupakan hal penting bagi pasien COVID-19.
“Dengan kondisi ini maka pasien yang datang kita rujuk ke rumah sakit lain,” ujar Harsya.
Ditanya berapa jumlah pasien COVID-19 yang saat ini dirawat, Harsya mengaku belum menerima data terakhir. Demikian juga mengenai jumlah tenaga medis yang ada di rumah sakit itu.
Sementara salah seorang staf RS Paru Jember yang berhasil dihubungi menjelaskan, saat ini RS Paru Jember merawat 37 pasien COVID-19.
Sebelumnya, RS itu merawat 44 pasien COVID-19. Dari jumlah itu, 7 orang pasien meninggal dunia.
“Awalnya 44, ada yang meninggal 7 orang. Jadi tinggal 37,” kata salah seorang staf RS Paru Jember yang minta namanya tidak ditulis itu.